cerpen buatan gue :)
Pohon Cinta
Matahari menyinari bumi dengan hangatnya. Awan – awan bergerak mengikuti arah angin. Burung – burung berkicauan saling bersahutan. Hari pun sudah pagi lagi. Cahaya matahari masuk melewati sela sela jendela kamarku, mengetuk mataku untuk bangun. Aku membuka mataku perlahan dari lelap tidurku semalam. Aku memandang sekelilingku. Ketika aku telah sadar, aku beranjak dari tempat tidurku. Aku membuka jendela, angin sepoi – sepoi bertiup ke arahku. Aku menatap ke luar jendela dan memandang indahnya dunia di pagi hari. Tanpa sengaja, aku melihat kearah sebuah pohon. Pohon itu memiliki banyak kenangan, dan mengingatkanku pada seseoramg yang bernama Rei, Reinald Erdian. Kami lah yang menanam pohon itu saat kami masih kecil. Sekitar beberapa belas tahun yang lalu. Kami memberikan pohon itu sebuah nama yaitu ” Pohon Cinta ”. Pohon ini memiliki makna yang sangat berarti dalam hidup ku, dan hidup Rei. Sambil memandangi pohon itu, aku teringat kisah masa – masa laluku yang kulalui bersama Rei. Rei selalu ada di sampingku. Ketika aku muda, dia merupakan sahabat dan pacar terbaikku.
Masa kecilku..
Sepuluh tahun yang lalu.
” Rei, aku disini! Kejar aku! Ha-Ha-Ha!” aku berkata demikian
” Ah, dimana kamu na? Aku tak dapat menemukan mu daritadi.”
” Hey! Balikkan badanmu ke belakang! Aku ada di belakangmu”
” Ah kamu, sudahan yuk mainnya, udah sore juga, nanti kamu di marahi oleh mama kamu, sini aku antar pulang. Rumah kita kan sebelahan ”
” Yah, payah kamu, yasudahlah. Yuk!”
” Lala jangan lari-lari nanti kamu jatuh.” teriak Rei dari arah belakang
*Gubrak
” Aaaaa.. Aww sakit ”
”Tuh kan, sudah aku bilang. Jangan lari-lari. Sini aku bantu!”
Reinald merangkul ku sampai ke rumah. Dia juga mengantarkanku ke kamarku dan mengobati luka ku yang tidak terlalu parah. Hanya lecet –lecet saja. Dia menyiapkan segala keperluan untuk mengobati luka ku. Dia mengobatiku dengan sangat hati – hati. Aku senang dengan perlakuannya yang manis itu kepadaku.
” Makasih Rei, kamu dari dulu baik sekali padaku ” aku berterimakasih.
” Ah, tak usah dipikirkan. Sekarang lebih baik kamu istirahat saja. Besok pagi – pagi aku akan datang untuk menjengukmu! Tidur yang nyenyak ya. Sampai jumpa besok Na. ”
Keesokkan pagi nya, sekitar pukul setengah sembilan. HP Nokia ku yang bertipe 5300 itu itu pun berdering. Ternyata Rei meneleponku. Aku mengangkatnya. Rei bilang bahwa hari ini dia tidak bisa menjengukku karena mendadak pagi tadi, ia harus ke rumah kakek nya yang ada di Jakarta Selatan karena sakit. Dan dia berjanji akan ke rumah ku sore hari nanti. Aku pikir, mungkin kakek nya akan lebih membutuhkan dirinya. Jadi aku lupakan saja kesedihan itu dan mulai menyibukkan diriku dengan membaca novel, bermain komputer dan lain – lain.
Sore hari pun tiba. Rei meneleponku. Dia bilang, aku harus bersiap – siap karena 10 menit lagi dia akan sampai. Dia menyuruhku mengganti pakaianku ke pakaian yang sederhana saja karena ia akan mengajakku untuk menanam pohon di taman belakang rumahku.
Rei sudah sampai. Dia langsung mengajakku ke taman belakang rumahku. Aku membantu nya menggali tanah dengan sekop. Dia bilang bahwa dia sendiri tidak tau apa nama pohon itu. Tapi ia berkata, jika pohon itu sudah besar, maka aku boleh menamai pohon itu sesuka hatiku. Rei menanam pohon ini tepat di halaman di depan jendelaku, agar setiap kali aku bangun. Aku selalu melihat pohon itu. Dan mengingat persahabatan yang telah kita jalin selama bertahun – tahun.
3 tahun sejak kejadian itu, aku sudah berumur 17 tahun dan Rei 1 tahun di atas ku. Dia 18 tahun. Kami bersekolah di tempat yang sama, yaitu di SMAK 4 Penabur. Kami semakin dekat dengan seiring berjalannya waktu. Sehingga, benih – benih cinta pun tumbuh di antara kami. Dia mulai mengutarakan perasaan nya padaku. Dia menggandeng tanganku ke taman belakang. Dia pun mulai mengatakan perasaannya padaku. Dia menciptakan puisi untukku.
” Sejak lama ku mengenalmu,
Baru pertama kali aku merasakan perasaan ini.
Sekarang, dengan hormat aku bertanya kepadamu.
Bisakah aku memiliki hati mu yang tulus itu?”
Jantungku seperti berhenti setelah mendengar pengakuan Rei waktu itu. Ternyata Rei bisa romantis juga. Aku tak menyangka itu. Ha-Ha-Ha.
Aku pun menjawab dengan pasti.
” Ya, aku mau! ”
Rei langsung memelukku penuh arti. Rei pun berkata.
” Terimakasih, karena kamu sudah mau mencoba menerima hatiku. Sekarang, kamu boleh memberikan nama buat pohon ini. Menurutmu, apa nama yang pantas untuk pohon ini?”
” Hmm.. Bagaimana kalau Pohon Cinta? Karena disinilah kamu mengutarakan perasaanmu. Lalu, kita akan ukir nama kita disini. ”
” Aku setuju. Ayo ambil pisau. Aku akan mengukirnya untuk kita berdua..”
Aku pun dengan segera mengambil pisau kecil di dapur rumahku dan langsung memberikannya pada Rei. Rei mengukir nama ku dan dia, serta tanggal 18 September 1993 sebagai hari jadian kita. Aku senang melihatnya. Artinya, kenangan itu akan terus ada.
Seminggu pun telah ku lewati bersama dia. Begitu indah masa – masa bersamanya. Tawa, canda, susah, sedih ku lewati bersama nya tanpa paksaan. Dia yang mengajariku agar lebih dewasa dalam menghadapi berbagaio macam hal. Dia pacar pertama ku dan merupakan sahabat terbaik di hidupku. Dia juga mengajariku apa arti cinta. Kita akan merasa sangat kehilangan saat orang yang kita cintai akan pergi meninggalkan kita. Walaupun cuma sebentar. Dan itu yang aku alami. Besok Rei akan pergi ke Bandung karena harus menjenguk orang tua nya. Aku sangat sedih di tinggal Rei. Aku tak bisa ikut dengan Rei karena kondisi ku waktu itu sedang tidak memungkinkan. Aku sangat terpaksa membiarkan Rei pergi.
3 hari telah terlewati tanpa Rei. Rei tak mengabariku apapun. Dia tak meneleponku sama sekali. Aku sangat khawatir. 4 hari setelah kejadian itu. Aku mendapat telepon dari keluarga Rei di Bandung bahwa Rei mengalami kecelakaan. Aku sangat shock mendengarnya. Mendengar kabar itu, aku langsung minta ijin orangtua ku untuk pergi ke Bandung. Setelah diijinkan aku langsung meminta supirku untuk mengantarkanku ke Bandung.
Sesampainya aku di rumah sakit. Aku langsung menghubungi keluarga Rei untuk menanyakan nomor kamarnya. Setelah tau, aku segera berlari menuju kamar Rei. Ternyata, Rei mengalami kecelakaan. Dia mengalami komah. Aku sangat terpukul mendengar kenyataan ini. Rei mengalami komah. Aku sempat mogok makan. Tapi aku berpikir. Jika aku mogok makan, toh Rei juga tidak akan bangun. Jadi, aku selalu berdoa pada Tuhan untuk kesembuhan Rei.
Rei telah kembali. Ya, Rei telah kembali. Aku sangat senang mendengar kabar itu. Tapi, kesenangan itu ternyata tak bertahan lama. Rei kehilangan ingatannya. Aku selalu berusaha untuk mengingatkan ingatanya yang telah hilang Rei hanya ingat kedua orangtua nya. Dia sama sekali tidak mengenal aku. Hati ku hancur. Dokter bilang bahwa ingatan Rei akan kembali seiring dengan berjalannya waktu.Aku hanya berharap hal itu benar terjadi. Tapi banyak hal pahit ketika Rei kehilangan ingatannya. Suatu kali, datanglah murid baru di kelasku. Dia bernama Seli. Anaknya sangatlah cantik dan juga pintar. Aku bersahabat dengannya. Sehingga, Seli sering ikut dengan ku jika aku ingin bertemu dengan Rei. Hati ku hancur untuk kedua kalinya ketika aku tau. Rei suka dengan Seli, sahabatku sendiri. Mungkin ini semua salahku. Aku tak pernah memberi tau Seli tentang masa lalu ku dengan Rei. Aku tak menyangka ini semua akan terjadi. Setiap malam nya, aku hanya dapat menangisi Rei. Tak lupa aku berdoa untuknya. Kisah – kisah sedih maupun senang semuanya ku tulis di diary – ku yang sampai saat ini aku simpan.
4 bulan sejak kejadian itu aku ber- inisiatif untuk melupakan Rei. Tapi semua itu sia – sia. Kalau melihat wajahnya, sepertinya aku akan melakukan kesalahan besar jika ingin melupakannya. Dia terlalu banyak meninggalkan kenangan indah untukku selama ini. Terlalu bodoh bagiku jika aku telah melupakan orang yang telah mengajariku apa arti cinta. Aku pergi ke taman belakang. Menatapi Pohon Cinta yang kami tanam. Tiba – tiba di belakang ku ada yang memeluk pinggang ku. Aku sempat kaget. Orang itu berkata :
” Aku hanya berharap satu hal padamu. Jangan tinggalkan aku. Aku telah kembali ”
Aku langsung menoleh ke belakang, ternyata itu Rei. Ingatannya telah pulih. Aku sangat bersyukur, karena itu berarti aku tidak akan kehilangan Rei. Rei membuatkan ku satu puisi yang sampai saat ini aku ingat selalu.
” Raut wajah mu mengalihkan duniaku.
Engkaulah yang mengubah hidupku ini.
Indah nya masa – masa kita bersama.
Namun sekarang segala nya telah berubah.
Andaikan waktu lampau dapat terulang.
Lala, masih bisakah kau menerima hatiku untuk kedua kali nya?
Dan mencintaiku setulus hati mu seperti dulu? ”
Hati ku sangat tersentuh mendengar puisi itu. Aku masih bingung. Tapi hati kecilku berkata. ” Kau harus menerimanya ”. Aku pun menuruti kata hatiku.
Sekarang aku mengerti apa itu makna cinta sejati. Cinta yang tak bisa di paksakan. Harus tulus dari hati. Cinta sejati akan datang dengan sendiri nya. Kita hanya perlu membuka hati kita. Inilah yang aku alami dengan Rei. Aku masih merasakan cinta sejati itu, karena sampai sekarang aku masih memiliki hati Rei. Dia sekarang menjadi suamiku. Kalau dulu dia menjadi pacar dan sahabat terbaikku. Kini dia menjadi suami yang sangat baik. Aku menikah dengannya 2 tahun lalu. Dan aku sekarang memiliki seorang anak perempuan yang kami berinama Reina Erdian.
Soal Pohon Cinta itu, pohon itu masih tetap ada. Umurnya sudah lebih dari 15 tahun. Walaupun pohon itu nantinya akan mati. Tapi cinta sejati akan tetap ada sampai kapan pun. Tak akan pernah mati.
Hanya satu yang ingin ku sampaikan. Jangan lah mengejar cinta sejati karena cinta sejati itu akan datang dengan sendirinya.
Larissa. 7.5. 19
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
sumpah gak boong keren bangeeeet ♥
ReplyDeletenice one
ReplyDelete