YOU'RE NUMBER....

sorry for late posting!

sorry all ! gue udah lama banget ga nge post.
abis nya gue ga ada inspirasi sama sekali buat bikin cerpen :(
dan juga mungkin inspirasi gue mandek gara2 pelajaran yang menumpuk di depan mata untuk di pelajari!
awrr! bentar lagi UAS!
mungkin abis uas gue bakal menuangkan perasaan gue lagi dalam cerpen-cerpn selanjutnya.
hahaha.
btw gue mau nge share aja cerpen gue yang sempet masuk majalah sekolah
yaa critanya sih bukan tentan cinta-cinta an hahaa.
check it out aja deh :D

Pengalamanku

”“Prang!!” Pecahlah celengan berbentuk ayam jago kesayangannya. ”Seribu, sepuluh ribu, lima puluh ribu, dua ratus ribu, tiga ratus lima puluh enam ribu.. Yahhh baru terkumpul tiga ratus lima puluh enam ribu, padahal waktu nya hanya tinggal 10 hari lagi. Apakah cukup waktu 10 hari untuk mengumpulkan uang sebanyak dua juta rupiah ?? Sekarang saja sudah tanggal 5 Juni, kalau 10 hari lagi berarti aku harus mngumpulkannya sampai tgl 15 Juni.. Kalau tidak maka adik Leo akannnn .... Ahh, pokoknya aku harus mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dalam waktu 10 hari. Toh, ini untuk keselamatan orang lain. Pokoknya aku harus bisa.. ” Yakin Rei. ”

Kejadian beberapa hari yang lalu..
”Awass Dyl ....... ” Teriak Leo
”Bruk . ” Mobil Truk itu menabrak adik Leo dan langsung kabur begitu saja
Rei yang berada di samping Leo langsung berteriak minta tolong
” Tolongg .. Tolong ..”
Segerombol orang pun datang dan langsung membawanya ke Rumah Sakit terdekat.
Leo langsung berteriak memanggilkan suster dan dokter sedangkan Rei mengurus administrasi nya. Pada saat itu, Leo hanya memiliki uang sebesar tiga puluh ribu saja.
Sedangkan biaya administrasi yang harus dilunasi adalah sebesar tiga ratus ribu rupiah untuk perawatan yang akan dijalankan oleh adik nya Leo, Dylan.
Rei yang telah bertemu dokter langsung menyuruh dokter itu untuk memeriksa keadaan Dylan.
Setengah jam kemudian
”Bagaimana keadaan nya dok?” tanya Leo dengan penuh harapan.
”Hmm.. Keadaannya baik2 saja, tetapi mungkin harus menjalani perawatan di rumah sakit ini selama 2 minggu kurang lebih. ” jawab dokter itu.
”Apakah tidak bisa di bawa pulang ke rumah dok?” tanya Leo.
”Begini dek, luka adikmu cukup parah, disini peralatannya lebih lengkap, jadi adikmu ini bisa terawat dengan baik. Tapi jika kalian rawat dirumah, saya takut jika kalian ada kesalahan dalam merawatnya, takut terjadi fatal. Saya lihat daritadi orangtua kalian tidak ada?”
”Ia dok, orang tua kami sudah tidak ada. Sekarang saja kami hanya tinggal berdua saja.. ” jawab nya dengan mata sedikit menangis.

Akhirnya mereka mengakhiri berbincang-bincang dengan dokter tersebut dan pulang ke rumah. Rei ikut mengantarkan Leo.
Sesampainya di rumah Leo, Rei langsung bertanya
”Bagaimana dengan pembayaran perawatan Dylan? Apakah kamu memiliki cukup uang?” tanya Rei dengan nada kuatir.
”Hmm,biaya rumah sakit itu sangat mahal, makanya tadi aku menanyakan apakah Dylan boleh dibwa pulang atau tidak. Pembayaran yang harus aku lunasi yaitu sebesar dua juta rupiah. Padahal aku hanya memiliki uang tiga puluh ribu saja. Sedangkan pihak rumah sakit hanya memberikanku waktu selama 10 hari. Kalau tidak, mungkin Leo tak akan diobatai oleh dokter. ” jawab Leo dengan nada sedih.
Setelah mengantarkan Leo pulang, Rei langsung pulang ke rumahnya dan memikirkan bagaimana cara terbaik menolong sahabatnya itu. Dia teringat akan tabungannya, tapi tidak tahu apakah uangnya ada sebanyak 2 juta rupiah.
Rei memeras otaknya, memikirkan apa yang harus dilakukan agar mendapat uang.
Keesookan harinya setelah pulang sekolah, diam-diam Rei langsung mencari penjual koran dan juga ikut menjual koran. Tetes demi tetes keringat pun mengalir. Tapi tak membuat semangatnya hilang begitu saja.
Akhirnya, 3 hari pun berlalu setelah di hitung2 uang yang ia dapat dari menjual koran barulah sebesar tiga puluh ribu rupiah.

Hari ini Rei diberikan ibu nya uang sebesar dua lima ribu rupiah untuk membeli makanan di sekolahnya dan membayar uang sekolah sebesar satu juta empat ratus ribu rupiah. Melihat uang sebanyak itu, dalam hati Rei timbul pergumulan yang hebat. ”Mengapa aku tidak memakai uang ini saja untuk Leo, kan ibu tidak tahu”, ” Jangan Rei, ini kan uang sekolah, kamu harus bayar ke sekolah, nanti kami di skors lho” Akhiornya demi membantu sahabatnya itu, Rei mengorbankan kepentingannya dan tidak membayar uang sekolah. Bel pulang pun berbunyi..
”kringggg!”
”Ayo Rei kita makan bersama di kantin” ajak Dwi.
” Ahh tidak, aku harus segera pulang karena ada urusan penting.” jawab Rei terburu-buru
Sebenarnya Rei merasa sangat lapar. Tetapi belakangan ini Rei selalu menolak ke kantin. Akhirnya teman-temannya merasa Rei berubah menjadi anak yang pelit. Padahal sebelumnya Rei suka mentraktir teman-temannya. Sekarang dia harus berhemat agar bisa membantu temannya itu. Teman-temanndi sekolah pun sedikit demi sedikit menjauhinya. Rei merasa sangat sedih melihat sikap teman-temannya di sekolah tapi dia tidak berniat menceritakan rencanaya..

Setelah uang sebanyak dua juta rupiah terkumpul, Rei segera memberikan kepada Leo sehingga Leo bisa membayar rumah sakit dan adiknya bisa sembuh kembali. Tapi masalah ini belum selesai. Rei masih harus mempertanggung jawabkan uang sekolah yang dipakai untuk menolong temannya ini. Rei merasa takut sekali, apa yang akan ibu dan ayah perbuat setelah tahu perbuatan Rei ini. Karena rasa takut, Rei berubah menjadi pendiam. Rei berdoa dan berdoa semoga Tuhan mau mengampuni perbuatannya dan orang tua nya juga mau memaafkannya.

Tadi pagi Rei menerima surat teguran dari sekolah yang ditujukan kepada orang tuanya, karena dia belum membayar uangt sekolah. Wah gawat, pihak sekolah sudah tahu Rei belum membayar uang sekolah. Karena tidak tahan dengan kegelisahan dan kekuatirannya, akhirnya Rei membawa surat dari sekolah dan menceritakan perbuatan yang sudah dilakukan kepada ibu dan ayahnya. Rei minta maaf karena telah berbohong dan bersedia menerima hukuman dari ibu dan ayah.

Mendengar pengakuan anaknya, ayah dan ibu saling memandang. Suasana hening sejenak, akhirnya ayah berkata : ”Rei, kamu telah melakukan hal baik dan hal buruk. Hal baik adalah kamu berhati mulia, mau menolong orang yang susah. Hal buruk adalah kamu membohongi orang tuamu dan tidak membayar uang sekolah yang harusnya kamu bayar. Kali ini ayah akan memaafkanmu, namun lain kali bila ada kesulitan, kamu dapat menceritakan kepada ayah, sehingga ayah bisa membantu kamu.”. Mendengar perkataan ayahnya, tanpa sadar air mata Rei menetes. Rei merasa sangat lega hatinya, beban yang berat sudah terangkat. ”Ya ayah, saya tidak akan mengulanginya, saya janji, maafkanlah saya”.

Pagi harinya, Rei berangkat ke sekolah dengan langkah yang ringan, rasanya dia sudah lama tidak menikmati sejuknya udara pagi. Pengalaman ini membuatnya sadar, ada hal yang tidak bisa diselesaikan sendiri, kita memerlukan orang lain untuk membantu

No comments:

Post a Comment